🎵 New Song Release: Ajizak – Gaza Terluka feat. Zara 🇵🇸  – ▶️Play Now

Instagram Reels vs TikTok vs YouTube Shorts

Aji Zakaria

Baik itu Instagram, TikTok, dan juga YouTube ketiganya memiliki ciri khas dan audience masing-masing. Namun semakin hari mereka terus “berbenah” diri untuk menunjukkan dominasinya.

TikTok dikenal sebagai aplikasi video dengan mode full screen secara vertical.

Instagram dikenal sebagai aplikasi untuk berbagi foto dan video dengan format square.

Sedangkan YouTube dikenal sebagai aplikasi untuk berbagi video yang mendukung format high definition dengan durasi yang lebih panjang.

Namun kini, ketiganya sama-sama ingin menunjukkan dominasinya dalam menyajikan konten video secara vertical.

TikTok Sebagai Game Changer

tiktok

Di antara ketiganya, TikTok masih tergolong sebagai anak baru.

YouTube lah yang paling senior, karena sudah ada sejak tahun 2005. Berselang 5 tahun kemudian, Instagram mulai lahir pada 2010.

Dan TikTok, baru hadir di tahun 2016.

Namun daya tarik TikTok juga tak terbendung hingga saat ini. TikTok sangat populer di kalangan anak muda. Bahkan juga bapak-bapak dan emak-emak.

Walaupun punya imej sebagai aplikasi untuk “joget-joget”. Namun tak dipungkiri juga, bahwa ada banyak genre video di sana. Dari yang sekedar hiburan sampai kategori edukasi pun ada. Banyak!

Lalu apa yang menjadi daya tarik TikTok bagi penggunanya? Paragraf di atas mungkin sudah menjawab pertanyaan ini. Namun masih ada lagi faktor lainnya. Ini dia . . .

tiktok-jadi-sponsor-euro-2021
Iklan TikTok di EURO 2020 (Tahun 2021)

Pertama, dimulai dari cara promosi dan marketingnya yang gencar dan jor-joran.

Saat awal perilisan TikTok di Indonesia, mereka mengendorse para konten kreator yang aktif di YouTube dan Instagram, untuk mempromosikan TikTok.

Meskipun sudah sangat populer, TikTok masih terus beriklan di sana-sini. Bahkan, saat ini TikTok menjadi official sponsor di pertandingan sepak bola EURO 2020 (Tahun 2021).

Kedua, waktu awal rilis fiturnya cukup berbeda dari yang lain.

Di saat banyak platform terkenal, seperti YouTube dan Instagram mulai fokus ke video landscape horizontal. TikTok justru menawarkan format video full screen dengan mode portrait vertical.

aplikasi-tiktok

Inilah yang menjadi pembedanya ketika itu.

Selain itu ada banyak pilihan filter dan musik di TikTok yang bisa dikombinasikan untuk membuat video pendek.

Salah satu alasan kenapa pengguna bisa betah main TikTok mungkin karena filter face beauty yang dimilikinya. Ketika orang membuka TikTok, wajah mereka bisa dibuat terlihat menjadi lebih “mulus” atau juga bisa sebaliknya.

Selain itu, filter-filter yang lain pun juga banyak yang unik dan lucu-lucu.

Ketiga, video apa saja bisa dengan mudah mendapatkan banyak likes dan views.

Video sederhana dengan durasi pendek akan bisa dengan mudah mendapatkan reach dan engagement di TikTok. Akhirnya mulai banyak bermunculan seleb-seleb TikTok baru berkat munculnya video mereka di fyp pengguna TikTok.

Fenomena ini menginspirasi pengguna TikTok yang lain untuk berlomba membuat video TikTok yang menarik. Seiring berjalannya waktu, TikTok juga terus memperbaiki algoritma sistem pada aplikasi mereka.

Keempat, pengguna langsung fokus ke konten video secara penuh.

Ketika membuka aplikasi TikTok, kita akan langsung disuguhkan konten video yang sedang trending. Dan itu ditampilkan secara full screen. Membuat pengguna serasa masuk dan dekat dengan vibes di dalam video. Akhirnya semakin ketagihan dan mulai terus scrolling.

Kelima, konten video pendek dan mudah dicerna.

Kita ambil contoh untuk konten edukasi atau yang sifatnya memberikan informasi. Karena durasi videonya yang pendek, mengharuskan penggunanya untuk kreatif dalam menyampaikan informasi di dalam konten. Akhirnya konten video menjadi ringkas dan mudah untuk dicerna.

Selain itu karena durasi videonya pendek, kita bisa langsung beralih ke konten video dari kreator lainnya dengan cepat. Sehingga informasi yang kita terima menjadi lebih banyak dalam waktu yang lebih singkat.

YouTube Meluncurkan Shorts Untuk Menyaingi Dominasi Instagram dan TikTok

youtube-shorts

Sebagai senior dan pemain lama, YouTube tidak tinggal diam. Pada September 2020 mereka merilis fitur Shorts. Video pendek dengan tampilan full screen vertical.

Terlebih dahulu mereka meluncurkan Shorts untuk market India. Kemudian pada Maret 2021 mereka merilisnya di Amerika Serikat. Dan sekarang juga sudah hadir di Indonesia.

Perlahan, mereka terus memperbarui fitur-fitur di YouTube. Untuk saat ini, video Shorts memiliki durasi 15 detik seperti halnya Instagram Story.

Instagram Meluncurkan IGTV dan Reels Untuk Menyaingi Dominasi YouTube dan TikTok

instagram reels

Instagram juga tidak berpuas diri begitu saja. Merekalah yang paling banyak melakukan inovasinya saat ini untuk bersaing dengan para kompetitor.

Pada 20 Juni 2018, Instagram merilis IGTV. Format video landscape horizontal untuk menyaingi YouTube.

Yang awalnya di video biasa hanya bisa upload video dengan durasi maksimal 1 menit, namun di IGTV pengguna bisa upload video hingga 60 menit lamanya. Kemudian di tahun 2019, pengguna bisa mengupload video full screen dalam mode vertical.

Meskipun memang nampaknya fitur dari IGTV ini masih belum dapat menyaingi YouTube sepenuhnya.

Tidak berpuas sampai di situ, Instagram kembali merilis Reels pada Agustus 2020 untuk beberapa negara tertentu sebagai awal percobaan (Indonesia tidak termasuk).

Baru kemudian Reels hadir di Indonesia pada pertengahan Juni 2021.

Bisa dibilang, Reels akan menjadi pesaing berat TikTok saat ini. Nampaknya pihak Instagram cukup serius mengembangkan Reels.

Terlihat dari beberapa fitur dan juga tampilan yang sangat mirip dengan TikTok.

Pihak Instagram sepertinya ingin menarik pengguna TikTok untuk pindah ke Reels dan bisa beradaptasi dengan mudah, karena punya interface yang mirip.

Kepala divisi Facebook untuk Instagram, Adam Mosseri bahkan mengatakan melalui video di akun Twitternya, bahwa kini Instagram sedang bereksperimen untuk mengembangkan video full screen yang lebih imersif, menghibur, dan mobile-first video.

Mereka ingin mencoba bereksperimen menampilkan video full sceen ke feed pengguna dari orang yang tidak mereka follow.

Dia juga mengatakan bahwa Instagram kini bukan lagi sebagai aplikasi photo sharing dalam format persegi (square).

Dari pernyataannya tersebut menunjukkan bahwa Instagram ingin berevolusi menjadi aplikasi media sosial yang bisa menyesuaikan dengan berbagai macam platform dan ukuran resolusi layar.

Kesimpulan

instagram-reels-vs-tiktok-vs-youtube-shorts

Baik Instagram, YouTube, dan TikTok ketiganya adalah pemain besar sebagai raksasa media sosial saat ini. Terutama untuk konten video yang semakin populer di smartphone sebagai aplikasi mobile.

Pesatnya perkembangan teknologi akan selalu memunculkan inovasi-inovasi yang baru.

Namun juga di sisi lain, inovasi tersebut akan bisa dengan mudah untuk disaingi apabila suatu perusahaan teknologi memiliki sumber daya manusia yang banyak dengan dana yang melimpah.

Atau mereka bisa berkolaborasi untuk saling melengkapi 😀

Pilihannya kembali lagi kepada pengguna sepenuhnya.

Lanjut baca:

Follow:
Translating Ideas into Art 🇵🇸 🇮🇩
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *