🆕 Digital Art Release: Stand With Palestine 💔 🇵🇸  – Lihat di sini

Mengenal Apa Itu Vertical Video yang Mendominasi Tren di Aplikasi Media Sosial

Aji Zakaria

Di era saat ini orang lebih banyak menonton video di internet melalui smartphone ketimbang komputer (PC). Hal ini didukung atas dasar perkembangan teknologi smartphone yang begitu pesat dan semakin canggih.

Karena hal itu, banyak perusahaan teknologi yang berbasis aplikasi digital lebih fokus mengembangkan produknya untuk perangkat smartphone. Istilah kerennya, “Mobile-first“.

instagram-reels-vs-tiktok-vs-youtube-shorts

Salah satu contohnya adalah aplikasi media sosial di zaman sekarang.

Sebut saja TikTok, walau bukan yang pertama, namun mereka punya andil yang besar dalam mempopulerkan video dengan tampilan vertikal.

Akhirnya sekarang mulai banyak yang ikutan dan tidak mau ketinggalan. Instagram meluncurkan Reels dan YouTube meluncurkan Shorts.

Baca: Instagram Reels vs TikTok vs YouTube Shorts

Memangnya apa itu vertical video?

instagram reels dengan tampilan vertical video

Vertical video adalah video yang ditampilkan secara vertikal dengan mode full screen (portrait) sehingga akan lebih cocok dan nyaman untuk dilihat dari perangkat smartphone.

Dengan begitu video akan terlihat lebih baik dan jelas pada perangkat smartphone. Penonton pun seakan-akan lebih merasakan suasana yang ada di dalam video.

Sebelum Ada Smartphone Modern, Video Vertikal Tidak Populer dan Dianggap Amatiran

Jika kita flashback ke belakang, di mana smartphone modern belum ditemukan dan populer seperti sekarang. Orang-orang lebih banyak menonton video melalui perangkat komputer dan juga laptop.

Di mana mayoritas komputer saat itu menggunakan monitor dengan tampilan landscape dan melebar (wide). Dan ini masih terus berlanjut hingga sekarang.

Tren tersebut akhirnya mulai diadopsi oleh banyak perusahaan teknologi dan website. Ketika itu, YouTube rilis di tahun 2005.

Tampilan YouTube tahun 2005

Sebelum populer seperti sekarang, YouTube masih berbasis website. Dan kebanyakan videonya disajikan secara horizontal (landscape) dan square (persegi). Untuk menonton videonya, tentu masih menggunakan perangkat komputer atau pun laptop, bukan smartphone.

Meskipun cikal bakal smartphone modern hadir di tahun 2007 (ketika itu iPhone buatan Steve Jobs menjadi pionernya). Namun resolusi smartphone saat itu masih tergolong rendah dengan ukuran layar yang terbilang mungil.

iphone-2007-generasi-pertama

Belum lagi dengan sistem teknologi webnya yang masih belum secepat dan efisien seperti sekarang.

Akhirnya para konten kreator lebih banyak fokus merekam video dengan mode horizontal (landscape) sebagai standar industri.

rekam-video-pakai-smartphone-secara-landscape.
Foto credit: ncassullo (ilustrasi)

Dan kebiasaan ini masih terus berlanjut hingga sekarang.

Lucunya, jika ada orang yang merekam video dengan mode portrait (vertical) di saat itu pasti akan dibilang amatiran, terutama dari kalangan videografer. Contoh ini banyak ditemukan pada saat menonton konser musik. 😅

Kenapa begitu?

rekam-video-pakai-smartphone-secara-landscape
Foto credit: Paul_Henri (ilustrasi)

Karena ketika video direkam secara vertikal, pasti akan terlihat aneh dan tidak nyaman saat dilihat dari monitor komputer. Karena sisi kiri dan kanan video pasti akan terlihat kosong dan gambar di video pun akan terlihat kecil.

contoh-video-vertikal-yang-kurang-nyaman-dilihat-di-monitor-komputer

Itulah mengapa di acara konser musik, mayoritas orang akan merekam menggunakan mode landscape (horizontal). Supaya ketika mereka upload ke media sosial seperti YouTube, jadi lebih nyaman dilihat di komputer.

merekam-video-pakai-smartphone-secara-horizontal-konser-musik
Foto credit: Gigxels (ilustrasi)

Tapi kini merekam video dengan mode landscape di zaman sekarang bukan lagi menjadi suatu “keharusan”.

Malah sekarang lebih banyak pengguna smartphone merekam video secara vertikal (portrait).

Video Vertikal Semakin Populer di Smartphone Karena Alasan Ini

Media sosial lah yang menjadi alasannya.

Kita ambil contoh Instagram. Standarnya ketika kita upload video ataupun foto secara horizontal (landscape), maka gambarnya akan terlihat kecil di Instagram.

Dari segi user experience, mungkin akan kurang nyaman bagi sebagian orang. Bahkan akan berpengaruh ke engagement rate nantinya.

Makanya, banyak dari kalangan content creator sekarang menghindari resolusi gambar dan video dengan aspek rasio 16:9 (1920 x 1080 px) untuk upload di media sosial.

Pihak Instagram pun sudah paham akan hal ini, makanya mereka menyediakan opsi lain yang lebih baik. Yaitu dengan menyediakan pilihan rasio yang disarankan, seperti:

1080 x 1080 px (rasio 1:1)

atau

1080 x 1350 px (rasio 4:5).

Contoh foto dan video dengan rasio 4 banding 5:

Sekarang coba bandingkan dengan sebelumnya. Tentunya gambar dengan rasio 4:5 vertikal akan terlihat lebih baik jika dibandingkan dengan rasio 16:9 landscape.

Gambar foto ataupun video akan terlihat lebih besar dan jelas ketika ditampilkan secara vertikal. Itu pun masih belum full screen, masih ada space sisa di bagian atas dan bawahnya.

Bagaimana dengan full screen vertikal? Tentu akan lebih cocok lagi di smartphone.

Itulah kenapa video vertikal sekarang menjadi tren di mayoritas aplikasi media sosial saat ini.

Tapi di balik kelebihan tentu juga ada kekurangan. Apa itu?

Kekurangan Video Vertikal

Tadi kita sudah membahas kelebihan dari video vertikal. Sekarang kita akan bahas apa saja kekurangannya.

Frame Video Menjadi Sempit

kekurangan-video-vertikal

Bayangkan Anda ingin membuat video landscape tentang background pemandangan alam yang indah. Yang seharusnya Anda bisa memasukkan lebih banyak gambar di dalam video, namun karena videonya vertikal otomatis akan banyak sisi gambar yang terpotong dan tidak masuk di frame video.

Contoh lain ketika ingin foto bersama dengan orang banyak. Kemungkinan besar yang akan masuk ke frame video hanyalah orang yang berada di posisi tengah.

Tidak Cocok Bagi Pengguna Komputer Desktop

 contoh-video-vertikal-yang-kurang-nyaman-dilihat-di-monitor-komputer

Seperti yang sudah kita bahas sebelumnya bahwa video vertikal akan kurang cocok ketika dilihat dari monitor komputer. Gambar akan terlihat kecil dan kurang nyaman dilihat.

PR Tambahan Bagi Para Video Creator

Gara-gara tren yang terbagi ini, sekarang para video creator harus menyiapkan agar bagaimana videonya bisa tampil secara maksimal di banyak platform. Tidak hanya di smartphone, tetapi juga di perangkat dengan monitor komputer (widescreen).

rekam-4k-down-scale-full-hd

Solusinya yaitu dengan menggunakan gambar atau video dengan resolusi tinggi ketika ingin merekam.

Resolusi 4K mungkin bisa menjadi pertimbangannya.

Karena semakin besar resolusinya maka kualitas gambar akan terlihat lebih tajam dan halus. Kita bisa kecilkan lagi (down scale) ke resolusi di bawahnya. Seperti misalnya Full HD.

Ketika di-crop dan ingin dijadikan video vertikal, maka kualitas gambarnya akan tetap terlihat tajam.

Kesimpulan

apa-itu-video-vertikal-kelebihan-dan-kekurangannya

Video vertikal semakin populer digunakan di berbagai aplikasi media sosial saat ini. Karena terlihat lebih nyaman jika dilihat dari perangkat smartphone.

Video vertikal juga dapat meningkatkan engagement rate yang lebih menarik bagi pengguna media sosial.

Walau demikian juga ada kekurangannya. Frame video menjadi sempit sehingga kurang cocok digunakan untuk merekam banyak objek sekaligus. Misalnya foto bersama-sama dengan orang banyak.

Jika dulu vertikal video digunakan hanya untuk selfie, namun sekarang sudah mulai mengarah ke berbagai kategori video yang lebih luas.

Seiring berjalannya waktu, orang-orang pasti akan mulai terbiasa dengan konten video vertikal.

Dan saat ini sudah sangat banyak konten-konten video vertikal yang kreatif di media sosial yang bisa kita temukan dengan mudah.

Follow:
Sharing tutorial digital art di Instagram: @ajizakaria
Leave a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *