Affinity Designer vs Adobe Illustrator. Kedua software ini sama-sama bisa digunakan untuk mendesain gambar berbasis vector. Seperti logo, icon, UI, desain website, tipografi, ilustrasi, dan untuk kebutuhan vector lainnya.
Kedua software ini semakin populer seiring dengan mulai berkembangnya industri desain vector untuk kebutuhan marketing di media sosial dan juga untuk branding.
Mulai banyak website dan aplikasi mobile yang membutuhkan elemen desain modern dengan sentuhan ilustrasi digital.
Nah, apa saja kah perbedaan di antara kedua software vector tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Adobe Illustrator?
Adobe Illustrator pertama kali dirilis pada 19 Maret 1987.
Hingga saat ini, Adobe Illustrator masih dinobatkan sebagai aplikasi vector terbaik dan paling lengkap fiturnya dibandingkan dengan software lainnya.
Sejak 1987 hingga saat ini, sudah banyak perbaikan dan penambahan fitur-fitur baru di Adobe Illustrator.
Karena itulah, Adobe Illustrator telah menjadi standar industri.
Apa Itu Affinity Designer?
Mempunyai fungsi yang sama seperti halnya Adobe Illustrator, tetapi Affinity Designer baru mulai dirilis pada 1 Oktober 2014.
Developer dari Affinity Designer sudah menyadari akan kompleksitas dari aplikasi Adobe Illustrator.
Oleh karena itu, mereka ingin menjadikan Affinity Designer sebagai kompetitor dari Adobe Illustrator, tetapi dengan fitur yang lebih mudah digunakan.
Alih-alih memasukkan semua fitur yang sebenarnya tidak begitu diperlukan. Developer dari Affinity Designer lebih memprioritaskan fitur-fitur yang paling penting saja.
Mereka ingin lebih menyederhanakan prosesnya.
Itulah kenapa, Affinity Designer lebih ringan dan juga lebih mudah digunakan.
Cocok banget deh bagi pemula yang ingin memulai belajar desain vector.
Affinity Designer vs Adobe Illustrator
Kita akan membahas apa saja fitur-fitur serta kelebihan dan kekurangan dari Adobe Illustrator dan juga Affinity Designer.
Mana yang Fiturnya Paling Lengkap?
Wajar bila Adobe Illustrator sudah menjadi standar dalam industri desain vector.
Sejak dirilis pada tahun 1987, tentunya Adobe Illustrator sudah mengalami banyak fase perbaikan dan juga penambahan berbagai fitur baru hingga saat ini.
Oleh karena itu, Adobe Illustrator sudah lebih dulu digunakan secara luas oleh banyak orang karena fiturnya yang lebih lengkap.
Selain itu. Adobe Illustrator juga bisa terintegrasi dengan produk-produk desain grafis milik Adobe yang lain. Seperti Photoshop, XD, InDesign, After Effects, Animate, dll.
Beberapa perusahaan microstock ternama, mewajibkan kontributornya mengupload karya vector yang kompatibel dengan format EPS dan Ai milik Adobe Illustrator jika ingin menjual hasil karya mereka.
Makanya, secara tidak langsung ini “memaksa” kalangan desainer untuk menggunakan Adobe Illustrator jika ingin mulai berkarya ataupun berkarir di industri ini.
Sedangkan Affinity Designer baru dirilis pada tahun 2014. Dia masih tergolong sebagai pendatang baru.
Mana yang Paling Mudah Digunakan?
Adobe Illustrator sangat lengkap fitur-fiturnya, makanya aplikasi ini menjadi sangat kompleks.
Bagi pemula, akan sangat sulit untuk mengoperasikan Adobe Illustrator tanpa melihat video tutorialnya lebih dulu. Misalnya melalui YouTube.
Hal yang sama juga berlaku dengan Affinity Designer.
Hanya saja, Affinity Designer cenderung lebih bersahabat dengan pemula.
Menurut saya pribadi, tampilan dari Affinity Designer lebih mudah dipahami dan lebih mudah digunakan dibandingkan dengan Adobe Illustrator.
Proses pembuatan Ilustrasi, mulai dari yang sederhana hingga ke tingkat lanjut, biasanya akan lebih cepat saya kerjakan dengan Affinity Designer.
Mana yang Paling Ringan?
File Size installer dari Adobe Illustrator berkisar antara 1 hingga 2 GB untuk versi 64 bit.
Sedangkan Affinity Designer v2 yang dirilis pada November 2022 hanya sekitar 500 MB saja.
Jauh banget kan bedanya?
Ternyata ini juga berpengaruh ke penggunaan aplikasi. Affinity Designer terbukti lebih ringan dijalankan daripada Adobe Illustrator.
Untuk proses startup dan membuka aplikasi, Affinity Designer mungkin hanya butuh waktu loading sekitar 10 detik. Sedangkan Adobe Illustrator adalah sekitar 15 detik.
Sedikit lebih lama, namun cukup terasa.
Untuk penggunaan RAM dan CPU, juga jauh lebih ringan Affinity Designer daripada Adobe Illustrator.
Dalam kondisi standby pun, Adobe Illustrator masih jadi yang paling boros dalam hal penggunaan RAM dan CPU di Windows 11.
Tapi masih bisa dimaklumi, mengingat fiturnya yang memang lebih banyak.
Fitur Unggulan
Adobe Illustrator mungkin lebih mendapatkan tempat dalam industri desain vector sebagai software yang paling lengkap fiturnya.
Walau demikian, bukan berarti tidak ada hal yang spesial di dalam Affinity Designer.
Affinity Designer bisa memadukan gambar vector dan raster (pixel) hanya dalam satu aplikasi.
Jadi seakan-akan kita menggunakan Photoshop dan Illustrator dalam satu aplikasi yang sama.
Kita tidak perlu lagi berpindah-pindah ke aplikasi yang berbeda.
Jadi mulai dari membuat sketsa, line art, coloring, shading, grading, dan painting bisa dikerjakan langsung di Affinity Designer.
Ini memudahkan banget, terutama bagi yang suka menggambar digital menggunakan brush untuk membuat gambar ilustrasi yang lebih kompleks dengan style seperti lukisan digital.
Nah, fitur inilah yang masih belum dimiliki oleh Adobe Illustrator.
Karena untuk menggunakan brush dan digital painting, kita harus berpindah lagi ke aplikasi Adobe Photoshop secara terpisah.
Kompatibilitas dan Tipe File yang Didukung
Affinity Designer mendukung lebih banyak tipe file gambar dengan beragam format, termasuk format EPS dan AI milik Adobe Illustrator.
Bahkan juga mendukung format PSD milik Adobe Photoshop.
Jadi kita bisa membuka dan mengedit file AI dan PSD di Affinity Designer.
Sebaliknya, Adobe Illustrator malah tidak dapat membaca file afdesign milik Affinity Designer.
Pada update versi terbarunya (v2) yang dirilis pada November 2022, Affinity Designer juga menambahkan dukungan untuk format file DWG/DXF. Sehingga pengguna bisa membuka dan mengedit file AutoCAD di Affiinity Designer.
Itulah yang menjadi kelebihan dari Affinity Designer.
Harga Lisensinya
Harga lisensi dari Affinity Designer jauh lebih murah daripada Adobe Illustrator.
Kita bisa mendapatkan lifetime update hanya dengan sekali membayar di Affinity Designer. ($49)
Sedangkan untuk lisensi dari Adobe Illustrator CC (Creative Cloud) itu menggunakan sistem berlangganan. Jadi akan dikenakan biaya sekitar $20 per bulannya.
Hal ini jugalah yang menjadi salah satu alasan, kenapa para desainer saat ini sudah mulai banyak yang beralih ke Affinity Designer.
Jadi, Pilih Affinity Designer atau Adobe Illustrator?
Tergantung kebutuhan.
Kalau kita berkarir untuk diri sendiri atau sebagai freelance desainer, tentunya kita lebih bebas menggunakan software apapun, termasuk Affinity Designer itu sendiri.
Namun kalau kita bekerja dengan perusahaan besar, biasanya mereka menggunakan Adobe Illustrator sebagai standar industri.
Kalau saya pribadi lebih suka dengan Affinity Designer, terutama karena memang lebih mudah digunakan dan juga lebih ringan.
Tapi saya juga menggunakan Adobe Illustrator. Terutama ketika akan menjual file desain saya ke penyedia microstock populer, seperti Freepik.com atau Shutterstock.com.
Karena syarat untuk menjual file vector di microstock tersebut, setidaknya harus kompatibel dengan EPS 8 dan EPS 10 milik Adobe Illustrator.
Kesimpulan
Baik Affinity Designer dan Adobe Illustrator, memiliki fungsi dan fitur yang sama bagusnya.
Adobe Illustrator sudah digunakan sebagai standar industri. Fitur-fiturnya yang lengkap menjadikannya sebagai software terbaik di industri desain vector.
Sedangkan Affinity Designer hadir sebagai pendatang baru yang revolusioner.
Affinity Designer cocok digunakan bagi kalangan pemula yang ingin memulai belajar desain vector, ataupun kalangan profesional yang ingin bekerja dengan lebih cepat dan “independen”.
Karena memang Affinity Designer lebih ringan dan juga mudah digunakan.
Kalau ditanya mana aplikasi yang menjadi favorit saya? Saya akan jawab, Affinity Designer. Entah kenapa, saya lebih nyaman menggunakan aplikasi ini.