Shadow banning adalah suatu kondisi pembatasan akun media sosial pengguna yang dilakukan oleh pemilik platform karena dianggap melanggar peraturan dari platform tersebut.
Akibatnya, postingan atau profil akun pengguna tidak dapat dilihat oleh pengguna lain, terutama yang bukan follower.
Terkait dengan shadow ban ini, saya ingin sedikit sharing hal yang mungkin cukup membuat saya bingung karena kondisinya mirip seperti shadow banning.
Namun demikian, saya tidak ingin menjudge bahwa hal yang saya alami ini adalah shadow banning. Mungkin saja ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi algoritma dari suatu platform.
Jika kamu sudah mengikuti akun Instagram saya, mungkin kamu sudah mengetahui tentang postingan digital art dengan tema “I Stand with Palestine” berikut:
Postingan tersebut dibuat sebagai bentuk dukungan untuk menyuarakan perdamaian dan kemerdekaan rakyat Palestina.
Saat artikel ini ditulis, postingan tersebut tercatat sudah mendapat lebih dari 17.000 like serta ratusan komentar, save dan juga share di story pengguna lain.
Engagement-nya terlihat cukup bagus. Namun . . .
Data dari Insights ini terlihat bahwa algoritma Instagram merekomendasikan postingan tentang Palestina ini lebih banyak ke followers saya dan followers Iqomic saja (karena kami berkolaborasi).
Sementara mereka tidak banyak merekomendasikannya ke halaman Explore untuk menjangkau audiens baru.
Bahkan dari 100 ribu+ impression, hanya mendapat 430 dari halaman Explore. (Data 16 Oktober 2023).
Di sisi lain,
Postingan yang tidak membahas tentang Palestina ini mendapatkan jumlah likes lebih sedikit, tetapi sistem bisa tetap merekomendasikannya ke halaman Explore untuk menjangkau audiens baru.
Bahkan jauh lebih banyak hingga 19.000+
Bandingkan dengan postingan tentang Palestina sebelumnya . . .
Saya tidak ingin menjudge bahwa ini adalah shadow banning . . .
Mungkin saja algoritma Instagram ketika mempromosikan suatu konten ke halaman Explore itu memang dipilih secara acak dengan pertimbangan tertentu?
dan mungkin memang kebetulan postingan tentang Palestina saya & Iqomic ini sedang/belum terpilih . . .
Tapi kenapa engagement rate postingan ini bisa lebih tinggi?
Yup, meskipun algoritma Instagram tidak banyak mempromosikan postingan Palestina ini ke halaman “Explore”.
Namun, dukungan dari followers seperti kalian lah yang membuat postingan untuk menyuarakan kemerdekaan Palestina ini bisa terus menyebar 😉
Namun yang pasti . . .
Platform media sosial bisa kita manfaatkan untuk menyuarakan dukungan kita terhadap kemerdekaan rakyat Palestina.
Sungguh sedih melihat ribuan korban jiwa yang terus berjatuhan hingga kini.
Segala bentuk kiriman like, komentar dan share merupakan bentuk dukungan dan keberpihakan kita kepada Palestina, di samping dengan doa sebagai senjata utama kita.
Saya teringat kisah semut yang membawa setetes air untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim AS hidup-hidup, namun si semut ditertawakan oleh hewan lain.
Meskipun semut tahu bahwa air yang dibawanya tidak akan cukup untuk memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim AS namun setidaknya ia telah menunjukan keberpihakannya.
Atas kehendak dan pertolongan Allah SWT, api tersebut pun pada akhirnya tidak membakar Nabi Ibrahim AS dan berubah menjadi dingin. (Terdapat di Qur’an Surah Al-Anbiya).
Terima kasih
Semoga dukungan yang kamu berikan tercatat sebagai amal kebaikan . . .
Sekali lagi, saya tidak mengatakan bahwa hal yang saya alami ini adalah shadow banning, namun demikian ada juga pengguna yang mengatakan di kolom komentar kalau mereka mengalami hal serupa. Kamu bisa membaca komentar mereka di akun Instagram saya @ajizakaria