Ubuntu merupakan sistem operasi berbasis Linux yang populer digunakan sebagai alternatif dari sistem operasi Windows.
Sistem operasi Ubuntu ini dikembangkan secara open source dan bisa digunakan oleh siapa saja secara gratis.
Ya, siapa saja bisa mengakses, memodifikasi sumber kodenya serta mendistribusikannya dengan bebas di bawah lisensi yang dimiliki oleh perusahaan Canonical Ltd.
Sekedar informasi, dari catatan Wikipedia, Ubuntu pertama kali dirilis pada tanggal 20 Oktober 2004.
Nah, ada hal menarik mengenai perjalanan Ubuntu yang membuat saya tertarik untuk membahasnya di artikel ini.
Silahkan simak ceritanya berikut ini.
Ubuntu ShipIt
Pada tahun 2005, Canonical selaku perusahaan dan developer utama dari Ubuntu mengadakan suatu program yang dinamakan dengan Ubuntu ShipIt.
Melalui ShipIt, mereka membagikan jutaan kepingan CD instalasi Ubuntu secara gratis ke seluruh dunia. Termasuk salah satunya ke Indonesia.
Alasan kenapa menggunakan CD sebagai media promosi adalah karena pada saat itu koneksi internet masih cukup mahal dan agak sulit dijangkau banyak orang. Sehingga instalasi software atau sistem operasi komputer melalui media CD secara offline adalah hal yang sangat lumrah dilakukan.
Ketika itu saya sendiri pernah ikut programnya untuk mendapatkan CD gratis dari Ubuntu tersebut, yaitu pada tahun 2010 (Sebenarnya sudah tau programnya sejak 2009, tetapi baru sempat melakukan request di 2010).
Pada awalnya saya agak ragu apakah benar-benar akan dikirimkan. Mengingat jarak kantor Ubuntu saat itu berbasis di Inggris yang tentunya sangat jauh sekali dari Indonesia.
Namun karena penasaran, akhirnya pada 30 April 2010 saya mencoba mendaftarkan diri untuk request CD gratis tersebut melalui website resminya yang beralamat di shipit.ubuntu.com.
Selang 4 minggu kemudian yaitu 29 Mei 2010, tibalah tukang pos datang ke rumah mengantarkan paket CD Ubuntu tersebut dari Inggris.
Seperti inilah penampakannya, versi Ubuntu yang saya terima saat itu adalah Ubuntu 10.04 LTS Desktop Edition dengan codename Lucid Lynx.
Kalau tidak salah, saya memesan 2 buah CD di waktu berbeda, dari Inggris dan Belanda. Namun entah kemana CD Ubuntu yang dari Belanda tersebut, sehingga hanya foto ini saja yang masih tersimpan.
Pada waktu itu, sosial media belum berkembang secara pesat seperti sekarang. Koneksi internet pun masih tergolong cukup tinggi harganya. Sehingga ketika menerima paket gratisan seperti itu dengan cara memesannya dari internet, rasanya sangat senang sekali. Bahkan ketika itu toko online pun juga belum populer seperti sekarang.
Terlebih lagi ketika itu saya memang sangat tertarik sekali dengan konsep yang dibawa oleh OS Ubuntu sebagai “penantang” Windows yang mempromosikan keunggulan open source software-nya kepada komunitas.
Request CD Ubuntu Gratis Dihentikan Pada 2011
Selang satu tahun kemudian, pada 2011 Canonical mengumumkan melalui website resminya bahwa program ShipIt yang telah mereka jalankan sejak 2005 sudah mulai dihentikan.
Alasannya ketika itu, penggunaan kepingan CD sudah mulai tergantikan dengan USB Flash drive/flash disk yang memang lebih mudah digunakan.
Kecepatan internet di negara-negara maju pun mulai ditingkatkan. Sehingga kegiatan mendownload secara langsung melalui internet untuk mendapatkan sebuah software, mulai semakin lumrah dilakukan banyak orang.
Apa Kabar dengan Ubuntu Sekarang?
Well, 13 tahun berlalu setelah program CD gratis ini ditutup, Ubuntu masih tetap eksis dan konsisten untuk terus melakukan update hingga saat ini 🥹👏
Meskipun di tahun 2010 lalu saya pernah berpikir, apakah perusahaan Canonical pemilik Ubuntu ini tidak merasa rugi dan hanya buang-buang duit untuk membagikan CD gratis ke seluruh penjuru dunia? Mereka pun tidak tahu siapa saja orang-orang yang menerimanya. Karena bisa saja dari sekian juta orang yang request, mungkin di antaranya ada yang hanya sekedar request tanpa benar-benar menggunakannya bukan?
Tetapi jika melihat Ubuntu saat ini. Sepertinya bisa dikatakan bahwa teknik promosi yang digunakan oleh Canonical tersebut tidak sia-sia.
Kenapa demikian, karena saat ini Ubuntu telah menjadi salah satu OS Linux yang paling populer digunakan oleh jutaan pengguna di seluruh dunia. Baik itu untuk perangkat desktop maupun server.
Dan terbukti, upaya yang mereka lakukan belasan tahun yang lalu, ternyata bisa memiliki impact yang cukup besar, walaupun mungkin hanya ke satu orang. Nyatanya, saya sendiri masih memiliki arsipnya hingga kini, yang membuat saya menulis artikelnya di sini setelah belasan tahun berlalu.
Kita mungkin mengira bahwa Windows adalah rajanya sistem operasi PC desktop saat ini. Memang benar adanya, tetapi Ubuntu juga memiliki peran dan pangsa pasarnya tersendiri, terutama pada industri jaringan komputer, IoT (Internet of Things) ataupun cloud computing.
Ubuntu Populer Untuk Server dan Cloud Computing
Saat ini Ubuntu mungkin memang tidak sepopuler Windows untuk digunakan di perangkat PC Desktop, tetapi Ubuntu sangat populer dalam dunia server.
Banyak website yang online di internet saat ini dijalankan dengan menggunakan server berbasis Ubuntu.
Layanan cloud computing yang dijalankan oleh beberapa raksasa teknologi seperti Amazon Web Services (AWS), Oracle Cloud, hingga Google Cloud juga menggunakan OS Ubuntu sebagai pilihan server yang menopang jalannya layanan virtual machine yang mereka tawarkan kepada pelanggan.
Secara tidak langsung, tanpa kita sadari berbagai website ataupun blog yang pernah kita kunjungi di antaranya juga menggunakan OS Ubuntu pada server web hostingnya yang berjalan di belakang layar.
Ubuntu Memiliki Banyak Varian Distro Linux
Bukti popularitas Ubuntu lainnya saat ini adalah begitu banyaknya distro Linux yang berbasiskan Ubuntu.
Distro Linux populer dan modern seperti Linux Mint, Zorin OS, elementaryOS, Pop!_OS serta masih banyak lagi ratusan varian distro lainnya merupakan turunan dari Ubuntu yang sudah dimodifikasi.
Ini semakin menguatkan eksistensi Ubuntu sebagai salah satu sistem operasi berbasis Linux yang memiliki pengguna dengan basis komunitas yang cukup besar.
Kesimpulan
Itulah dia cerita singkat mengenai kenangan sekaligus nostalgia dengan program CD gratis Ubuntu yang diserbarkan oleh perusahaan Canonical ke seluruh dunia tanpa memandang siapa orang yang akan menerimanya.
Upaya tersebut merupakan salah satu cara marketing untuk mempromosikan Ubuntu ke seluruh dunia pada era di mana menginstall software melalui CD adalah hal yang lumrah dilakukan, terlebih harga paket internet ketika itu memang masih tergolong tinggi dengan kecepatan yang masih rendah.
Nah, apa kamu pernah punya pengalaman yang sama menginstall Ubuntu dengan menggunakan kepingan CD? Jangan sungkan untuk berbagi ceritamu di kolom komentar di bawah ini ya! 🤗