Pesatnya perkembangan teknologi kecerdasan buatan atau yang biasa disebut dengan AI (Artificial Intelligence) perlahan sudah mulai “menginvasi” konten-konten digital, terutama di internet.
Pembuatan konten yang biasanya dilakukan secara manual oleh manusia, perlahan sudah mulai bisa tergantikan oleh teknologi AI.
Entah itu menggunakan mesin, software aplikasi, hingga robot.
Saat ini AI sudah dapat digunakan untuk membuat konten digital seperti menulis, membaca, menggambar, melukis, menghitung, berkomunikasi, membuat lagu, hingga membuat konten video untuk YouTube.
Dan tidak hanya itu saja, lebih dari itu AI bisa melakukan lebih banyak hal lainnya sesuai dengan tujuan penggunaannya.
Semuanya bisa dikerjakan secara otomatis oleh AI dengan lebih cepat dan instan. Bahkan untuk pekerjaan yang repetitif, matematis dan menggunakan perhitungan logika, AI diklaim lebih akurat dan presisi dibanding manusia.
ChatGPT adalah salah satu contoh kecilnya.
Untuk sisi positifnya, teknologi AI memang memudahkan pekerjaan manusia. Namun, di sisi lain, AI juga bisa memiliki dampak negatif.
Ketika AI Menggantikan Pekerjaan Manusia
Bagi perusahaan atau pemilik modal besar, mereka bisa saja menggunakan AI dan machine learning untuk menggantikan tenaga manusia untuk memangkas biaya produksi.
Imbasnya, sudah tentu akan ada pengurangan jumlah pegawai secara signifikan yang berujung pada pemutusan hubungan kerja.
Ini adalah salah satu efek yang mungkin akan sangat terasa dalam dunia industri.
Hal yang sama juga bisa dirasakan oleh para content creator. Seperti penulis (content writer), musisi, seniman, desainer, ilustrator dan beberapa bidang pekerjaan lainnya.
Persaingan kini tidak lagi hanya dengan sesama konten kreator saja, tetapi juga akan mendapatkan saingan baru dengan hadirnya teknologi AI.
Mudahnya akses menggunakan software AI untuk membuat konten, tentunya akan membuat konten-konten yang dihasilkan oleh AI semakin merajalela.
Dalam sekejap atau dalam waktu yang singkat, ratusan hingga ribuan konten yang dihasilkan oleh AI bisa saja memenuhi jagat media sosial kita setiap harinya.
Imbasnya, originalitas dan kreativitas mungkin akan menjadi berkurang.
Kita pun akan sulit untuk membedakan mana konten yang dibuat oleh manusia dengan konten yang dibuat oleh bot AI.
Konten yang Didasarkan Pengalaman Pribadi Akan Lebih Dirindukan
Tapi, jika konten AI sudah mulai merajalela, bisa jadi orang-orang akan mulai merasa jenuh karena kurangnya sentuhan pribadi dan emosi di dalamnya.
Sehingga konten-konten yang didasarkan atas pengalaman unik dan pribadi dari manusia mungkin akan lebih dirindukan nantinya.
Karena konten yang dibuat atas pengalaman pribadi, terkadang lebih memiliki nilai dan relevansi yang terkait dengan rasa emosional kita 🥹
Jika ini benar terjadi, maka konten-konten based on experience atau yang dibuat langsung dari pengalaman pribadi akan bisa memiliki ketertarikan yang sama dengan AI.
Karena itu, di Teksnologi, kami akan selalu berupaya menghadirkan konten-konten based on experience dan eksklusif untuk lebih dekat dengan para pembaca setia blog ini.
Bagaimana menurut kamu?